Free Aang Cursors at www.totallyfreecursors.com

Bersiap untuk hari esok

Buang pikiran negatif dan berjuanglah dengan bahagia hari ini! Buatlah kata kata motivasi hidup terbaik untuk menemanimu berbahagia. Dari sebuah motivasi yang baik, kesuksesan akan muncul.

Tugu Digulis

Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu Bundaran Untan oleh warga setempat, Bundaran Universitas Tanjungpura, Kota Pontianak.

Tugu Khatulistiwa

Tugu ini menjadi salah satu ikon wisata Kota Pontianak dan selalu dikunjungi masyarakat, khususnya wisatawan yang datang ke Kota Pontianak.

Bersenang-senanglah dalam pekerjaan anda

Berfokus dan bersenang-senanglah dalam pekerjaan anda. Dengan kebahagiaan dalam bekerja, kamu dapatkan hasil yang kamu inginkan hari ini.

Fokus pada tujuan

Jika tujuanmu menyelesaikan pekerjaan, lakukanlah dengan kebahagiaan. Bertekad dan berdoalah sehingga apa yang kamu lakukan hari ini tidak sia-sia. Bersemangatlah seakan tujuanmu akan tercapai esok hari.

Senin, 30 Maret 2015

7 Kejahatan Cybercrime terbesar di dunia

 



7 Kejahatan Cybercrime terbesar di dunia

Kejahatan di dunia maya (cyber crime) sekarang berada di urutan kedua setelah kejahatan narkoba, baik dilihat dari nilai keuntungan materi yang diperolehnya, maupun kerugian dan kerusakan bagi para korbannya.
Meskipun beritanya sudah berulang kali disiarkan oleh media, tampaknya ketiadaan kesadaran publik menjadi keuntungan bagi pihak pencuri-pencuri itu, dan hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa banyak orang masih bisa dicuri hanya dengan trik-trik online yang sederhana. Sebagian situs menggiring anda melalui suatu lika-liku implementasi digital paling berbahaya di dunia, maka berhati-hatilah dengan kegiatan online anda.

Berikut ini adalah 7 besar kriminal-kriminal di dunia maya, meskipun nama-nama mereka adalah samaran, tapi mereka nyata adanya.

1. Kodiak
Tahun 1994, Kodiak mengakses rekening dari beberapa pelanggan perusahaan besar pada bank utama dan mentransfer dana ke rekening yang telah disiapkan oleh kaki tangan mereka di Finlandia, Amerika Serikat, Jerman, Israel dan Inggris. Dalam tahun 2005, dia dijatuhi hukuman dan dipenjara selama tiga tahun. Diperkirakan Kodiak telah mencuri sebesar 10,7 juta dollar.

2. Don Fanucci
Di usia 15 tahun, Don Fanucci melakukan suatu rangkaian serangan pada bulan Februari 2000 terhadap beberapa situs web komersil ber-traffick tinggi. Dia dihukum tahanan kota di tempat tinggalnya, Montreal, Quebec, pada 12 September 2001 selama delapan bulan dengan penjagaan terbuka, satu tahun masa percobaan, pembatasan pemakaian Internet, dan denda. Kerusakan ekonomi secara global sebagai akibat serangan-serangannya itu diyakini mencapai 7,5 juta hingga 1,2 milyar dollar.

3. Pox
Salah satu pencipta virus e-mail “Love Bug” (iloveyou), Pox, diduga telah menginfeksi dan melumpuhkan lebih dari 50 juta komputer dan jaringan pada 4 Mei 2000. Virus tersebut juga menyerang komputer-komputer milik Pentagon, CIA dan organisasi-organisasi besar lainnya dan menyebabkan kerugian berjuta-juta dolar akibat kerusakan-kerusakan. Karena Pilipina tidak mempunyai undang-undang yang melawan kejahatan hacking komputer, Fox tidak pernah didakwa atas kejahatan-kejahatannya.

4. Mishkal
Mishkal dituduh sebagai salah satu godfather pemalsu kartu kredit di Eropa Timur. Dia dan rekanan-rekanannya dituduh memproduksi secara masal kartu kredit dan debet palsu. Pada satu titik, mereka dilaporkan memiliki pendapatan hingga 100.000 dollar per hari. Dia ditangkap namun kemudian dibebaskan setelah enam bulan ditahan, dan dengan segera dicarikan kedudukan di pemerintahan Ukrainia – sebuah posisi yang akan memberikan kepadanya kekebalan otomatis dari penuntutan lebih lanjut.

5. The Wiz dan Piotrek
The Wiz, 23 tahun, dan Piotrek, 27 tahun, dari Chelyabinsk, Rusia, dihukum untuk sejumlah tuntutan perkomplotan, berbagai kejahatan komputer, dan penipuan mengikat melawan lembaga-lembaga keuangan di Seattle, Los Angeles dan Texas. Di antaranya, mereka mencuri database dari sekitar 50.000 kartu kredit. Keduanya didenda dan dihukum sedikitnya tiga tahun penjara.

6. Roper, Red_Skwyre, dan Dragov
Tiga orang ini adalah inti dari jaringan kejahatan dunia maya dengan memeras uang dari bank-bank, Kasino-kasino internet, dan berbagai bisnis berbasis web lainnya. Strategi mereka sederhana, yakni meng-hack dan menahan proses transaksi rekening untuk sebuah tebusan sebesar 40.000 dollar. Didakwa menyebabkan kerusakan langsung lebih dari 2 juta poundstarling dan kerusakan-kerusakan tidak langsung sekitar 40 juta poundstarling. Dalam bulan Oktober 2007, trio itu dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman delapan tahun penjara.

7. Bandit
Bandit memanipulasi kira-kira 500.000 komputer dan menyewakannya untuk aktivitas kejahatan. Dia ditangkap pada bulan November 2005 dalam sebuah operasi FBI, dan dihukum 60 bulan penjara, dan diperintahkan untuk menyerahkan sebuah mobil mewahnya seharga 58.000 dollar yang berasal dari hasil kejahatannya. Dia juga diperintahkan untuk membayar 15.000 dollar sebagai ganti rugi kepada pemerintah Amerika Serikat untuk komputer-komputer militer yang terinfeksi.

Remaja Rentan Jadi Korban Kejahatan di Dunia Maya


Anak dengan komputer. Orangtua harus mengawasi anak dalam penggunaan teknologi dan layanan di internet untuk menghindarkan mereka dari pornografi.
Anak dengan komputer. Orangtua harus mengawasi anak dalam penggunaan teknologi dan layanan di internet untuk menghindarkan mereka dari pornografi.

Kian majunya teknologi membuat kejahatan dan penipuan di dunia maya semakin besar. Tak jarang para penjahat mencari dan mengincar korbannya di dunia maya, seperti jejaring sosial.
Pakar Komunikasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan praktik kejahatan, seperti pemerkosaan dan penipuan yang sudah lama terjadi. "Dan dunia maya cuma jadi alat dan modus baru saja," kata Devie ketika berbincang dengan ROL, Selasa (9/4).

Anak-anak dan remaja yang kini banyak beraktivitas di dunia maya rentan menjadi korban kejahatan. Menurut Devie, dengan waktu yang lebih banyak, tapi tidak diimbangi dengan pengalaman dan pengetahuan yang memadai, anak-anak dan remaja mudah terjebak dalam rayuan tidak rasional dari produk, aktivitas, dan perkenalan di dunia maya. "Remaja dengan pengetahuan yang minim sangat mudah terjebak," sebut Devie mengakhiri.

Devie menjelaskan, banyaknya sandiwara di dunia maya, membuat pelaku kejahatan tahu persis secara psikologis para remaja sangat lemah. Artinya, banyak remaja menyembunyikan jati dirinya dan menjadi orang lain di dunia maya. "Dengan mental yang lemah, remaja akan senang bila memperoleh perhatian dari orang-orang di dunia maya," imbuh Devie.

Remaja Seperti Ini yang Rentan Jadi Korban Kejahatan


Remaja Putri dengan ponsel. (ilustrasi)
Remaja Putri dengan ponsel. (ilustrasi)
 
Pelaku kejahatan menjadikan remaja yang memamerkan identitas baru di dunia maya menjadi mangsanya.

"Dengan identitas palsu, pelaku kejahatan pun menggaet sang remaja," kata Pakar Komunikasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, saat berbincang dengan ROL, Selasa (9/4).

Devie mencontohkan, remaja yang di sekolahnya hanya anak biasa-biasa saja, tidak cerdas dan tidak menonjol dalam ekskul, tidak memiliki teman dekat atau kekasih dan berasal dari kalangan biasa saja, berpeluang menjadi remaja hebat di dunia maya.

"Dunia maya bisa mengubah remaja menjadi merasa hebat," ujar Devie menjelaskan.

Sebaliknya, kata Devie, remaja-remaja yang sudah hebat di dunia nyata, biasanya juga akan semakin eksis di dunia maya. Mereka mungkin akan jauh lebih selektif untuk berkawan.

"Walau tidak menutup kemungkinan mereka terjebak juga dalam rayuan pelaku kejahatan," sebut Devie.

Dikatakan Devie, praktik kejahatan, seperti pemerkosaan dan penipuan yang sudah lama terjadi. "Dan dunia maya cuma jadi alat dan modus baru saja," kata Devie mengakhiri.

Polri Gandeng Federal Australia Tangani 'Cyber Crime'

Cyber crime
Cyber crime
 
Polisi Republik Indonesia (Polri) menggandeng Australia Federal Police (AFP) dalam menangani kejahatan cyber. Kerja sama ini dilakukan melalui program sistem CCISO (cyber crime investigation satelit office).
Wakil Kepolisian Republik Indonesia Komisaris Jenderal Nanan Sukarna mengatakan sistem CCISO berguna untuk saling tukar informasi, pengetahuan, dan transfer teknologi. ''Intinya untuk mencegah kejahatan di dunia maya atau cyber crime,'' kata Nanan di Jakarta, Senin (29/4)
Pihak Kepolisian Australia Comissioner (AFP) Tony Negus mengatakan kejahatan lintas negara, kadang dikaitkan dengan jaringan kejahatan yang sama. Selama 10 tahun terakhir, banyak serangan terorisme.
Tony melanjutkan dengan kerja sama ini dinilai bisa melihat keberhasilan. Pihaknya telah bekerja sama dalam menanggapi berbagai hal, penjualan obat-obatan dan lainnya. ''Sebenarnya sejak 2011, Timur (Kapolri) dan saya buka cyber crime investigation di Mabes Polri,'' ujarnya.
Tony melanjutkan, sebanyak 31 Polda di seluruh Indonesia sudah disambungkan dengan CCIC. Menurut dia, CCIC sudah menerima akreditas internasional sebagai fasilitas telekomunikasi.
''Kerja sama ini menelan biaya sembilan juta dolar AS untuk infrastruktur, latihan, dan peningkatan kapasitas,'' katanya.

Malaysia Peringkat Ke-6 Negara Berisiko Kejahatan Maya, Indonesia?

Cyber crime
Cyber crime
 
Malaysia menduduki peringkat keenam sebagai negara di dunia yang paling berisiko terhadap kejahatan dunia maya dalam bentuk serangan virus melalui komputer atau telepon pintar.
Wakil Presiden Sri Haryati Malaysia Research Letnan Kolonel (R) Sazali Sukardi mengutip laporan Sophos Security Threat 2013 mengatakan dalam periode tiga bulan tahun ini, Malaysia, Hong Kong, Taiwan, Uni Emirat Arab, Meksiko, India, Filipina, Thailand, China dan Indonesia termasuk dalam kategori negara berisiko tinggi.
"Kejahatan dunia maya telah mengakibatkan kerugian hingga 331,7 miliar ringgit di seluruh dunia, rata-rata 593 ringgit per korban berdasar laporan Norton Cyber Crime 2012," katanya seperti dikutip Bernama dalam konferensi dua hari mengenai kejahatan dunia maya.
Meski demikian, kasus kejahatan maya di Malaysia turun dari 15.218 kasus pada 2011 menjadi 9.986 kasus pada 2012. Penurunan jumlah kasus tersebut didukung oleh upaya penegakan hukum oleh pemerintah dan badan-badan terkait termasuk CyberSecurity.
Menurut Sazali, kasus kejahatan dunia maya yang paling banyak dilaporkan adalah penipuan, diikuti oleh pembajakan akun, kiriman spam atau sampah, penolakan layanan, serangan terkait konten, kode yang merusak, serta pencemaran nama baik.
"Kita juga menghadapi ancaman keamanan dari organisasi kriminal internasional yang menyalahgunakan internet untuk berbagai aktivitas lintas batas yang ilegal seperti narkoba, perdagangan orang, penipuan dan pencucian uang," ujarnya.

Siapa Lebih Berbahaya Bagi AS, Peretas Iran atau Cina?


Serangan siber dari Cina dan Iran (Ilustrasi)
Serangan siber dari Cina dan Iran (Ilustrasi)
 
Mei adalah bulan suram bagi keamanan siber Amerika Serikat. Pertama, pemerintahan Obama menuduh Cina membobol komputer pemerintah, kemungkinan besar mengeksploitasi kelemahan di militer AS. Lalu, pejabat AS mengumumkan bahwa sejumlah peretas, diduga disponsori pemerintah Iran, sukses menembus jaringan komputer yang mengoperasikan sistem perusahaan-perusahaan energi AS, memberi alat bagi Iran untuk menyabotase pembangkit listrik negara.

Pekan ini, Washington Post melaporkan bahwa mata-mata siber Cina telah meretas lebih dari dua puluhan nama besar dalam program persenjataan AS, di antaranya jet tempur F-35, program angkatan darat untuk menjatuhkan serangan rudal antarbenua, dan proyek kapal tempur AL AS, Littoral Combat.

Tidak semua ancaman siber memiliki bahaya sama besar, namun pertanyaan besarnya adalah: Siapa yang memiliki peluang ancaman lebih berbahaya, peretas Cina atau Iran?

Saat ini peretas Cina memang menyedot perhatian publik lebih besar didorong pemberitaan media di AS, terkini adalah laporan mendalam New York Times pada Februari lalu.

Laporan itu menuturkan operasi peretasan sangat rahasia oleh pemerintah berbasis di Sanghai, dan juga serangan berasal dari Cina terhadap profil-profil kakap, termasuk sejumlah media di AS.

Hanya saja sejumlah pakar menyebut meski Cina memiliki kemampuan lebih besar untuk melakukan perang siber dan terus aktif mencuri rahasia-rahasia AS, serangan Iran dinilai mutlak bisa lebih mengkhawatirkan. Alasannya peretas negeri Persia itu langsung menyerang infrastruktur vital dan mengembangkan kemampuan yang memicu kerusakan serius dalam sistem listrik dan tenaga di AS.

"Cina terlibat dalam mata-mata siber, mungkin bisa dipahami," ujar kepala pejabat keamanan di Mandiant yang menjadi konsultan ratusan perusahan, Richard Bejtlich. "Kita bisa tahu batas mana yang akan mereka lewati dan mana yang tidak." imbuhnya kepada Mother Jones, Kamis (30/5)

"Namun Iran, negara ini lebih menginginkan kerusakan. Mereka jalan terus dan dan menghapus semua sistem komputer, mereka mengkorupsi semua data dan sistem, menyebabkan banyak masalah."

Pakar keamanan siber dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), James Lewis, yang beberapa kali menjadi konsultan Gedung Putih, juga mengamini pendapat Bejtlich. "Serangan Iran terhadap infrastruktur vital bisa jadi ancaman paling besar, Iran jauh lebih tidak stabil dan tidak bisa dipastikan."

Cina dan Indonesia Puncaki Daftar Serangan Siber Dunia


Serangan Dunia Maya (ilustrasi)
Serangan Dunia Maya (ilustrasi)
 
Cina dan Indonesia mengepalai daftar 177 negara yang disebut sebagai sumber serangan internet. Daftar itu berdasarkan hasil survei keamanan dunia maya yang dilakukan Selasa (23/7), seperti dilaporkan AFP.

Survei tersebut dilakukan perusahaan keamanan Amerika Serikat, Akamai. Mereka menyatakan Cina tetap berada di puncak daftar tersebut pada kuartal pertama 2013, namun persentase serangan turun menjadi 34 persen dari semula 41 persen, dibanding kuartal pertama 2012.

"Penurunannya sepertinya terkait posisi Indonesia yang tiba-tiba muncul dan naik di slot peringkat dua," ujar Bill Brenner dari Akamali. Ia menyebut peningkatan serangan siber yang berasal dari Indonesia naik 21 persen dari semula hanya 0,7 persen pada kuartal tahun lalu.

Sementara AS menduduki peringkat tiga, namun prosentasi serangan turun menjadi 8,3 persen setelah sebelumnya mencapai 10 persen.