1. Pastikan paket yang kita ikuti tuh benar-benar ada peluangnya tuk menang. Karena menurut saya tender lewat LPSE membuat kita tidak tau sama sekali berkas perusahaan lain yang ikut tender, g kayak manual dulu, ada yang jadi saksi, jadi kita bisa tau berkasnya lengkap ato nggak, ato mungkin salah nama paket, dll. Jadi sebenarnya transparansinya itu malah nggak ada…
2. Klo memang tidak ada peluang untuk menang, ngapain ikut tender di paket itu. Banyak ruginya, rugi waktu, duit buat bikin dukungan bank sama jaminan penawaran, rugi snack untuk cemilan. Karena meskipun kita ada diurutan pertama ato kedua, dan kita merasa yakin berkas dan penawaran lengkap, tapi bisa saja urutan dibawah kita yang dimenangkan. Bagi saya bahwa “TIDAK ADA PENAWARAN YANG SEMPURNA” apalagi klo untuk paket yang diikuti perusahaan kualifikasi non kecil (CV).
3. Faktor non teknis juga berperan penting. Bagi saya sedikit yang bisa menang murni di setiap tender..
4. Sebaiknya buat dukungan bank dan jaminan penawaran setelah proses Aanwijzing selesai, bisa saja ada perubahan yang dilampirkan lewat addendum, jadi g perlu lagi bikin yang baru, keluar duit lagi tuh. Jadi penting untuk mengetahui jadwal penjelasan dokumen lelang dan mengikutinya secara online.. dstu kita bisa bertanya apa saja yang pengen ditanyakan, khususnya yang berhubungan dengan surat yang bermaterai, apakah wajib bermaterai ato tidak, seperti surat penawaran dan surat pernyataan. (klo surat dukungan bank sama jaminan penawaran seh wajib pake materai).
5. Ikuti semua format surat sesuai dokumen lelang, baik dukungan bank, jaminan penawaran, surat penawaran dan lain-lain. Khusus untuk dukungan bank, terkadang ada paket yang mewajibkan format dukungan yang bersifat mengikat (commited). Jadi kita wajib mengikuti format tersebut (cari bank yang mau buat surat dukungan bank seperti format dokumen lelang). Satu saja format tersebut tidak sesuai dokumen lelang, bisa dipastikan penawaran GUGUR…
6. Dalam surat dukungan bank harus diperhatikan tujuannya, baik nama POKJA ULP maupun nama Paket Pekerjaan dan Nilai Dukungan.
7. Dalam jaminan Penawaran, Perlu diperhatikan juga nama POKJA ULP maupun nama Paket Pekerjaan dan Nilai Jaminann Penawaran (Bond).
8. Dalam surat penawaran perlu diperhatikan : – Tanggal penawaran HARUS SAMA dengan Tanggal Pembukaan Penawaran, – Tujuan ULP / POKJA harus sama dengan dokumen lelang (bisa diliat di BAB IV. Lembar data Pemilihan (LDP), – Perihal / nama paket harus sesuai, – Jadwal waktu pelaksanaan dan masa berlaku penawaran juga harus sesuai dokumen.
9. Sebaiknya, Upload semua lampiran isian kualifikasi DALAM SATU FILE seperti SIUP, TDP, SITU, NPWP, SKT, PKP, SIUJK, AKTA, NERACA / AKUNTAN PUBLIK, SBU, KTP-NPWP DIREKSI, SPT TAHUNAN, PAJAK 3 BLN TERAKHIR, BERKAS TENAGA AHLI (IJAZAH, KTP, NPWP, SKA/SKT), PENGALAMAN PERUSAHAAN, dan BUKTI KEPEMILIKAN PERALATAN. File ini kita lampirkan di lampiran Isian Kualifikasi Poin 10. Jangan dilampirkan lewat Apendo.
10. Yang dilampirkan lewat Apendo itu file yang berisi, – Jaminan Penawaran, – Surat Pernyataan, – Surat Penawaran, – Daftar Kuantitas dan Harga, – Time Schedule, – Metode Pelaksanaan, – Spesifikasi Teknis,- Pra-RK3K, – Dukungan Peralatan. Mengapa yang dilampirkan lewat apendo koq cuma ini??? Coba kita perhatikan, berapa waktu yang kita butuhkan untuk upload ulang semua berkas yang dijadikan satu file *.rhs dengan kapasitas yang sekitar 50MB??? Sementara kesalahan hanya pada surat penawaran, misalnya jangka waktu pelaksanaan. Saya rasa dengan paket speedy unlimited yang harganya 600ribuan pun butuh waktu yang lama, apalagi klo cuma pake modem GSM, jangan harep deh bakal terkirim. Nah klo file lampiran sudah terkirim di isian kualifikasi, tentu kapasitas file yang kita kirim akan lebih kecil kapasitasnya, hal ini akan lebih memudahkan kita dalam memanajemen berkas yang kita kirim. Contoh lain, misalnya kita ingin menurunkan harga penawaran, kan tinggan di ganti harga satuan, kemudian di PDF kan, trus di enkripsi pake Apendo (palingan hasilnya g sampe 7 MB), kemudian di upload.. bisa terkirim dengan cepat karena kapasitasnya kecil, bayangkan jika kita mengirim ulang lagi berkas lampiran tadi bersama file penawaran lewat file yang dienkripsi tadi, bisa-bisa yg ada setelah 100% upload, eh bukannya muncul pilihan setuju / tidak, yang MUNCUL MALAH TAMPILAN HOME / TAMPILAN AWAL WEBSITE LPSE yang kita ikuti, pernah ngerasain nggak kayak gitu??? Saya seh dah berap kali ngerasain kayak gitu…
11. Yang terkahir, gunakan browser yang bisa nampilin sudah berapa persen yang terupload, saya sarankan pake Google CHROME (bukan promosi y), karena di pojok Kiri Bawah saat kita upload, bisa terlihat sudah berapa persen. Klo pake Firefox tulisannya cuma waiting….. jadi kita nunggu, tp g tau sudah mau 100% apa masih 10%…
Mungkin ini dulu yang bisa saya share, berikutnya saya akan membahas cara memepersiapkan dokumen penawaran di Jilid 2. Semoga tips ini dapat membantu…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar